MASUK DALAM PUTARAN ISU PERNIKAHAN
Kalau dalam Pemilu ada istilah putaran pertama dan kedua, dan adaPutaran Uruguay dalam WTO, maka dalam pernikahan ada putaran isu pernikahan
Seminggu ini saya mendapat serangan dari teman-teman. Bayangkan di-isukan menikah. Baru kali ini saya mendapat serangan isu yang begitu gencar. Yang menjadi emosi adalah beberapa teman dengan santainya menanggapi dengan beberapa komentar nyelekit (pedas) kalimat seperti ; iso kawin to koe Dul!(bisa nikah juga to kamu), po wani le-le!(apa berani) mengalir santai dalam ketikan komentar di fesbuk. Sebenarnya yang membikin tambah emosi adalah gencarnya sms berdatangan menghajar HP saya. Bajindul…..ini berarti memunculkan sebuah tugas baru, mesti sedia pulsa cadangan untuk membalas sms ni…(baca:boros) dan tukang pijat special jempol tangan karena mesti pencet hp sana-sini.
Sebenarnya saya pengin mengklarisfikasi isu tersebut, akan tetapi permainan antara serang vs klarrifikasi ini tidaklah seimbang. Sendirian saya melakukan klarifikasi dan konter isu sedangkan musuh mempunyai pusat propaganda dengan anggota tujuh orang dan punya tiga daerah teritorial, belum lagi fesbuker-fesbuker yang masuk dalam propaganda musuh. Ketujuh orang yang terbagi di tiga teritorial tersebut : Jakarta dengan Ari JP+Asat Kodok+ June, Jogja dengan Bambang Pete+Ilmi, Solo dengan Wisnu Kentoenk+Dimas Camat. Dalam hemat saya, kemungkinan prosentase berhasil untuk klarifikasi adalah dalam angka kecil. Terhitung hampir dua minggu isu tersebut gencar mamborbardir HP dan FB. Mungkin benar juga yang dikatakan orang bahwa ; tekhnologi yang berada di tangan orang yang tidak bertanggungjawab menjadikan dunia semakin buram. Dalam konteks ini (isu putaran pernikahan) siapakah orang yang tidak bertanggungjawab tidak perlu saya sebut lagi karena namanya sudah tertulis diatas. *semoga ke tujuh orang tersebut mambaca!!!!anduk……!!!lumpia…koe cah!!!*
Empat hari yang lalu, sore hari, seorang teman bernama Asat mampir ke rumah saya. Di saat bersamaan, rumah saya akan ada acara, maka tetangga banyak yang datang, Selang beberapa jam, malamnya, di fesbuk tiba-tiba saja muncul isu putaran pernikahan di kalangan terbatas. Dan hahaha….lagi-lagi tersebab majunya tekhnologi, dalam beberapa menit sudah terbentuk suatu opini di kalangan terbatas dan semakin lama semakin meluas mengenai berita yang belum teruji kebenarannya.
SEBENARNYA isu dalam propaganda teman-teman saya itu tidaklah benar. Saya coba klarifikasi disini lewat poto-poto yang akan saya pajang di album poto FB. Tentang tanggapan mengenai benar tidaknya, saya serahkan teman-teman semua karena saya bukan agen propaganda media. (haduh…bahasanya serem banget pakdhe……)yang ingin membangun opini public atau partai yang mencari simpati massa lewat iklan kampanye.
Dalam refleksi saya,
Sebuah kerinduan akan berkumpul bisa memunculkan sebuah ide baru. Beberapa tahun yang lalu, dalam sebuah ruang aktiitas “sekelompok orang-orang gila” beraktivitas dan berkomunikasi. Disana lahir sebuah ikatan emosional dan relasi. Di karenakan tuntutan tanggungjawab mereka dipisahkan tempat dan waktu dalam aktivitas yang baru.
Ini cuma persoalan kesulitan waktu yang tidak bisa mengumpulkan kami (baca : reuni) sehingga kami mencari suatu alternative jalan komunikasi untuk coba mengobati sebuah kerinduan untuk berkumpul. Alhasil muncullah kembali “orang-orang gila” dengan sejuta kecroh-kecrohan. Dalam tradisi kecroh-kecrohan selalu ada yang menjadi korban ledekan. Akan tetapi….aneh dan sekali lagi aneh saudara-saudara, mengapa yang menjadi korban adalah saya??? Walaupun dari dulu saya sudah terbiasa menjadi korban “tindakan criminal” teman-teman; dari kecroh-kecrohan (ledek-ledekan) iklan baterai ABC, PSK, sampai dengan bandar narkoba sudah biasa. Kali ini dalam isu putaran pernikahan kembali saya yang menjadi korban utana. Akan tetapi demi sebuah kerinduan berkomunikasi, dengan berat hati dan tanpa persetujuan akhirnya saya di jadikan korban
( *dengan wajah memelas & sebenarnya disini saya ingin menunjukkan betapa baik hati, sabar dan tidak sombongnya seorang Duan Gadul, hihihihihhi).
Kalau saya pikir, gila juga yang dilakukan teman-teman saya, setelah beberapa tahun tidak bertemu, bukan kebaikan dipupuk akan tetapi berbagai macam kegilaan., dan ini masih sama dalam suatu masa kuliah dulu dan tambah gila.
Tenggelam dalam rutinitas kerja seringkali meningkatkan kadar kekencangan saraf otak. Itu yang telah diciptakan ruang aktivita kerja kita sekarang, kita masuk dalam ruang yang secara tidak sadar melupakan sisi manusia kita yang membutuhkan interaksi, dan relaksasi. Untuk kajian filosofi manusia dan kerja teman-teman baca saja sendiri. Terjebak dalam sebuah rutinitas menjadikan seseorang tidak sadar akan lingkungan, ingatan dan eksistensinya sebagai manusia social yang hidup dalam lingkungan yang membutuhkan interaksi.
Akhir kata, sebenarnya saya sudah budreg, tak bisa berkata-kata dan cuma ingin mengatakan kepada tujuh orang tersebut diatas bahwa :
AWAS CAH….PEMBALASAN SELALU LEBIH GILA!!! LUMPIA NEXT TIME KORBANE MBOK OJO AKU!!!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar